10 Panduan Mudah Budidaya Kacang Buncis
10 Panduan Mudah Budidaya Kacang Buncis
GandaTani.co.id – Buncis
Adalah Kacang sayuran yang kaya protein dan vitamin membantu menurunkan
tekanan darah dan gula darah metabolisme pengawalan dan sangat cocok
dimakan oleh mereka yang menderita diabetes atau hipertensi. Serat dan
enzim yang dapat membantu dalam penurunan berat badan.
Buncis juga merupakan jenis sayuran yang
cukup tinggi nilai ekonominya, Untuk itu simak di bawah ini cara mudah
budidaya buncis bermutu tinggi.
Persyaratan Benih/Bibit
Ketika akan melakukan upaya penanaman, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah pemilihan bibit. Benih yang digunakan harus benar-benar benih yang baik. Benih yang baik berasal dari salah satu pohon induk. Bibit yang baik harus memiliki persyaratan tertentu seperti:- Memiliki kemampuan untuk tumbuh minimum dari 80-85%,
- Bentuk utuh, bernas, warna mengkilap,
- Tidak berwarna cokelat terutama pada biji,
- Bebas dari hama dan penyakit, seragam, tidak dicampur dengan varietas lain, serta bersih dari kotoran.
Penyiapan Benih
Memilih benih yang baik agak sulit.
Karena itu disarankan untuk membeli benih bersertifikat. Benih ini telah
diuji oleh pusat pengujian benih, sehingga kualitas terjamin. Benih
bersertifikat telah banyak dijual di toko-toko sarana produksi
pertanian.
Benih yang dibutuhkan dalam jumlah
tertentu, tapi kadang-kadang benih yang dibeli melebihi jumlah yang
diperlukan. Dengan demikian, masalahnya adalah bagaimana untuk menyimpan
sisa benih tersebut. cara menyimpannya adalah memberikan suhu 18-20
derajat C dengan kelembaban relatif 50-60%.
Kadar air benih juga penting untuk daya
tahan benih. Konten yang baik untuk menjaga benih sekitar 14%. Jika
kondisi di atas terpenuhi maka daya simpan benih kacang buncis bisa
mencapai 3 tahun.
Pengolahan Media Tanam
Pengelolaan lahan adalah bertujuan untuk
membuat media tanam yang ideal, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
baik. Membersihkan rumput, mengolah tanah, dan pembuatan parit drainase
pengairan yang termasuk pengolahan tanah.
Membersihkan rumput (gulma) berniat
untuk menghindari persaingan pertumbuhan dengan tanaman budidaya. Cara
membersihkan secara manual, yaitu dengan mencabut gulma dengan tangan,
cangkul, sekop atau traktor apabila lahan budidaya cukup luas.
Pemberantasan hama dapat dilakukan dengan pestisida organik, yaitu
dengan bantuan EM bakteri yang berasal dari pupuk cair organik.
Setelah bersih dari gulma pekerjaan
berikutnya adalah pembajakan tanah. Tanah dibajak dan dicangkul 1-2 kali
sedalam 20-30 cm. Untuk pengolahan tanah berat dilakukan dua kali dalam
jangka waktu 2-3 minggu, untuk tanah ringan hanya di lakukan sekali
saja.
Pembuatan Bedengan
Selanjutnya untuk memudahkan pekerjaan pemeliharaan dibuat bedengan-bedengan dengan ukuran panjang 5 meter, lebar 1 meter dan tinggi 20 cm. Jarak antar bedengan 40-50 cm, selain sebagai jalan juga untuk saluran pembuangan air (drainase). Untuk areal yang tidak begitu luas, mislnya tanah pekarangan, tidak dibuat bedengan tetapi menggunakan guludan tanah selebar 20 cm, panjang 5 meter, tinggi 10-15 cm dan jarak antar guludan 70 cm.Pengapuran
Umumnya tanah di Indonesia bersifat asam
(pH <7). Untuk menaikkan pH tersebut diperlukan pengapuran,
menggunakan batu kapur kalsit, gips, kadolomite, atau batu kapur talk.
Dosis untuk menaikan pH sebesar 0,1 sebesar 480 kg/ha. Pemberian kapur
sebaiknya dilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman, dengan cara sebagai
berikut:
- Tanah digemburkan dengan mencakulnya.
- Kapur disebar merata.
- Tanah dicangkul kembali agar kapur dapat bercampur dengan tanah secara merata.
Pemupukan
Untuk meningkatkan kesuburan tanah dapat
dilakukan dengan penebaran pupuk kandang atau kompos sebanyak 15-20 kg /
10 m2 atau sekitar 3 kaleng penuh minyak tanah bekas. Pupuk dimaksudkan
untuk memperbaiki struktur tanah agar lebih gembur, dan aliran
air serta irigasi lebih baik. Cara menempatkan pupuk kandang maupun
pupuk organik ialah dengan menaburkan disepanjang larikan.
Saat pemberian pupuk dasar, dapat juga
dilakukan pemberian pestisida organik untuk nematoda. Nematoda
Meloidogyne sp. sering menyerang buncis.
Teknik Penanaman
Air yang dibutuhkan buncis hanya
secukupnya, sehingga saat menanam yang paling baik yaitu saat peralihan.
Hal ini sangat cocok untuk fase pertumbuhan buncis, dan fase pengisian
serta pemasakkan polong. Pada fase ini di khawatirkan akan terjadi
serangan penyakit bercak bila curah hujannya terlalu tinggi.
Untuk mengatasi curah hujan yang terlalu
tinggi dapat dibuat saluran-saluran drainase, ini kalau penanamannya
dilakukan pada musim hujan. Sebaliknya, pada musim kemarau perlu
dilakukan penyiraman sesering mungkin terutama pada saat awal
perkecambahan.
Penentuan Pola Tanam
Tanaman buncis ditanam dengan pola pagar
atau barisan karena penanamannya dilakukan pada bedengan atau guludan.
Pada pola ini, jarak antar tanaman lebih sempit daripada jarak antar
barisan tanamannya. Dengan pola tanam barisan akan mempermudah pekerjaan
selanjutnya, seperti pemeliharaan, pengairan, pemupukan, pembumbunan
dan panen.
Jarak tanaman yang digunakan adalah 20 x
50 cm, baik untuk tanah datar atau tanah miring. Dan bila kesuburan
tanahnya tinggi, maka sebaiknya menggunakan jarak tanam yang lebih
sempit lagi, yaitu 20 x 40 cm. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
tumbuhnya gulma, karena gulma akan lebih cepat tumbuh pada tanah yang
subur. Penentuan jarak tanam ini harus benar-benar diperhatikan karena
berhubungan dengan tersedianya air, hara dan cahaya matahari.
Pembuatan Lubang Tanam
Setelah menentukan jarak tanam, kemudian
membuat lubang tanam dengan cara ditugal. Agar lubang tanam itu lurus,
sebelumnya dapat diberi tanda dengan ajir, bambu, penggaris atau tali.
Tempat yang diberi tanda tersebut juga ditugal. Kedalaman tugal 4-6 cm
untuk tanah-tanah yang remah dan gembur, sedangkan untuk tanah liat
dapat digunakan ukuran 2-4 cm. Hal ini disebabkan pada tanah liat
kandungan airnya cukup banyak, sehingga dikhawatirkan benih akan busuk
sebelum mampu berkecambah.
Cara Penanaman
Tanaman buncis tidak memerlukan
persemaian karena termasuk tanaman yang sukar dipindahkan, sehingga
benih buncis dapat langsung ditanam di lahan/kebun. Tiap lubang tanam
dapat diisi 2-3 butir benih. Setelah itu lubang tanam ditutup dengan
tanah.
Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Berikutnya Biji buncis dapat tumbuh
setelah lima hari sejak tanam, benih yang tidak tumbuh harus segera
diganti (disulam) dengan benih yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan
dibawah umur 10 hari setelah tanam, agar pertumbuhan bibit-bibit tidak
berbeda jauh dan memudahkan pemeliharaan.
Pengguludan
Peninggian guludan atau bedengan
dilakukan pada saat tanaman berumur lebih 20 dan 40 hari. Lebih baik
dilakukan pada saat musim hujan. Tujuan dari peninggian guludan adalah
untuk memperbanyak akar, menguatkan tumbuhnya tanaman dan memelihara
struktur tanah.
Pemangkasan
Untuk memperbanyak ranting-ranting agar
diperoleh buah yang banyak, tanaman buncis perlu dipangkas. Pemangkasan
sebatas pembentukan sulurnya. Pelaksanaan pemangkasan dilakukan bila
tanaman telah berumur 2 dan 5 minggu. Pemang-kasan juga dimaksudkan
untuk mengurangi kelembapan di dalam tanaman sehingga dapat menghambat
perkembangan hama penyakit. Pucuk-pucuk tanaman hasil pangkasan dapat
digunakan sebagai sayuran.
Pemupukan
Tindakan pemupukan pada tanaman buncis
perlu dilakukan dengan alasan hara tanaman yang disediakan oleh tanaman
dalam jumlah yang terbatas. Sewaktu-waktu zat hara akan berkurang karena
tercuci kadalm lapisan tanah, terbawa erosi bersama larutan tanah,
hilang melalui proses evaporasi (penguapan), dan diserap oleh tanaman.
Apabila keadaan tersebut dibiarkan terus
menerus tanpa adanya perbaikan, maka makin lama persediaan hara dalam
tanah makin berkurang sehingga tanaman tumbuhnya merana.
Untuk mencukupi kebutuhan hara tersebut,
perlu tambahan dari luar melalui pemupukan. Diharapkan dengan pemupukan
akan mengembalikan dan meningkatkan kandungan hara dalam tanah,
sehingga tanaman akan tumbuh subur dan produksinya akan melimpah.
Pemupukan ini dapat dilakukan pada umur
14-21 hari setelah tanam, caranya cukup ditunggal kurang lebih 10 cm
dari tanaman. Setelah itu ditutup kembali dengan tunggal atau diinjak
dengan kaki.
Pengairan
Air yang diberikan alam sangat
bervariasi dan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk
itu, diperlukan pengaturan pengairan. Biasanya pengairan dilakukan bila
penanamannya dilakukan pada musim kemarau, yaitu pada umur 1-15 hari.
Pelaksanaannya dilakukan 2 kali sehari, setiap pagi dan sore. Bila
penanamannya dilakukan pada musim hujan, yang perlu diperhatikan adalah
masalah pembuangan airnya. Kelebihan air dapat disalurkan melalui
parit-parit yang telah dibuat di antara bedengan atau guludan.
Pemeliharaan Lain
Untuk tanaman buncis tipe merambat perlu
diberi turus atau lanjaran, supaya pertumbuhannya dapat lebih baik.
Biasanya turus atau lanjaran ini dibuat dari bambu dengan ukuran panjang
2 m dan lebar 4 cm. Turus tersebut ditancap didekat tanaman. Setiap dua
batang turus yang berhadapan diikat menjadi satu pada bagian ujungnya,
sehingga akan tampak lebih kokoh. Pelaksanaan pemasangan turus dapat
dilakukan bersamaan dengan peninggian guludan yang pertama, yaitu pada
tanaman berumur 20 hari.
Hama dan Penyakit
Hama
Kumbang daun
Penyebab: kumbang Henose-pilachna signatipennis atau Epilachna
signatipennis, sering disebut kumbang daun epilachna yang termasuk
famili Curculionadae. Bentuk tubuhnya oval, warna merah atau coklat
kekuningan, panjang antara 6-8 mm.
Pengendalian:
- Bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya, maka dapat langsung dibunuh dengan tangan;
- Dengan pestisida organik (dengan campuran bw.putih, cabe rawit, jahe, jeruk, sambiloto) ;
- Rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inang.
Penyebab : lalat Agromyza phaseoli yang
termasuk dalam famili Agromyzidae. Lalat betina dan jantan mempunyai
ukuran yang berbeda. Lalat betina mempunyai panjang tubuh kurang lebih
2,2 mm, sedang yang jantan hanya 1,9 mm.
Gejala : daun berlubang-lubang dengan
arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atau tulang daun.
Gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang membengkok atau pecah.
Kemudian tanaman menjadi layu, berubah kuning, dan akhirnya mati dalam
umur yang masih muda. Apabila tidak mengalami kematian, maka tumbuhnya
kerdil, sehingga produksinya sedikit.
Pengendalian :
hendaknya dilakukan sedini mungkin, yaitu pada saat pengolahan tanah.
Setelah biji-biji buncis ditanam sebaiknya lahan langsung diberi penutup
dari jerami daun pisang. Penanaman dilakukan secara serentak. Bila
tanaman sudah terserang secara berat, maka segeralah dicabut dan dibakar
atau dipendam dalam tanah.
Namun, apabila serangan masih kecil,
disarankan agar menggunakan pestisida organik (dengan campuran bw.putih,
cabe rawit, daun/niji nimba, daun tomat, merica, sambiloto).
Penyemprotan dilakukan sebanyak 2-3 kali sampai umur 20 hari, tergantung
berat ringan serangan.
Penyakit
Penyakit antraknosa
Penyebab : cendawan Colletotrichum lindemuthianum, termasuk dalam famili Melanconiaccae.
Gejala: terdapat bercak-bercak kecil
berwarna coklat karat pada polong buncis muda, bercak hitam atau coklat
tua di bagian batang tanaman tua.
Pengendalian :
- Memakai benih yang benar-benar bebas dari penyakit;
- Pergiliran tanaman, maksudnya untuk memotong siklus hidup cendawan tersebut. Pergiliran tersebut dapat dengan tanaman lobak, wortel atau kol bunga;
- Penyemprotan pestisida organik.
Penyakit embun tepung
Penyebab : cendawan Erysiphe polygoni, yang termasuk dalam famili Erysiphaceae.
Gejala: daun, batang, bunga dan buah
berwarna putih keabuan (seperti beludru). Apabila serangan pada bunga
ringan, maka polong masih dapat terbentuk. Namun bila gagal serangannya
berat akan dapat menggagalkan proses pembuahan, bunga menjadi kering dan
akhirnya mati.
Bila polong yang diserang maka polong
tidak gugur, tetapi akan meninggalkan bekas berwarna cokelat surat
sehingga kualitasnya menurun.
Pengendalian: bagian-bagian yang sudah
terserang sebaiknya dipotong atau dibakar; dapat juga disemprot dengan
pstisida organik. Atau dapat juga dilakukan penghembusasn dengan tepung
belerang.
Panen
Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dapat dilakukan saat tanaman berumur 60 hari dan polong memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:
- Warna polong agak muda dan suram.
- Permukaan kulitnya agak kasar.
- Biji dalam polong belum menonjol.
- Bila polong dipatahkan akan menimbulkan bunyi letup.
Cara Panen
Dalam menentukan saat panen harus
setepat mungkin sebab bila sampai terlambat memetiknya beberapa hari
saja maka polong bincis dapat terserang penyakit bercak Cercospora.
Penyakit tersebut sebenarnya hanya menyerang daun dan bagian tanaman
lainnya, tetapi karena saat pemetikan yang terlambat maka penyakit
tersebut berkembang sampai ke polong-polongnya.
Cara panen yang dilakukan biasanya
dengan cara dipetik dengan tangan. Penggunaan alat seperti pisau atau
benda tajam yang lain sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan luka
pada polongnya. Kalau hal ini terjadi maka cendawan atau bakteri dapat
masuk kedalam jaringan, sehingga kualitas polong menurun.
Periode Panen
Pelaksanaan panennya dapat dilakukan
secara bertahap, yaitu setiap 2-3 hari sekali. Hal ini dimaksudkan agar
diperoleh polonh yang seragam dalam tingkat kemasakkannya. Pemetikan
dihentikan pada saat tanaman berumur lebih dari 80 hari, atau kira0kira
sejumlah 7 kali panen.
Prakiraan Produksi
Bila dalam pelaksanaan budidaya tanaman
buncis sudah baik, artinya sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
diatas maka produksi perhektar dapat mencapai 150 kuintal polong segar.
Dikutip Dari Sumber : distan.malukuprov.go.id
Demikian Pembahasan Tentang 10 Panduan Mudah Budidaya Kacang Buncis.
Semoga Dapat Bermanfaat, Dahsyat Salam Luar Biasa !
Komentar
Posting Komentar